PEMUAIAN ZAT PADAT
Pemuaian zat padat sering menimbulakan masalah. Pada
kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati apabila kaca jendela secara terus
menerus terkena panas maka kaca jendela tersebut dapat pecah karena mengalami
memuai. Oleh karena itu, bingkai kaca jendela selalu didesain ukurannya sedikit
lebih besar daripada ukuran kacanya. Contoh lainnya pada rel kereta api.
Apabila rel secara terus menerus mengalami pemanasan, maka
akan menyebabkan rel melengkung. Oleh karena itu, desain awal sambungan rel
kereta menyediakan celah di antara sambungan du batang relnya.
Dari penjelasan di atas, dapatkah Anda menyebutkan
beberapa contoh lagi masalah-masalah yang ditimbulkan pemuaian zat padat dan
cara mengatasinya ?
Selain itu pemuaian juga dapat dimanfaatkan . perbedaan
pemuaian antara dua keping logam yang berbeda koefisien muainya pada keping
bimetal dimanfaatkan pada saklar termal, termostat bimetal, termometer bimetal,
dan lampu sen mobil. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu ketika
dipanaskan keping melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih kecil
(invar). Sebaliknya ketika didinginkan keping melengkung ke arah logam yang
koefisien muainya lebih besar (perunggu).
perhatikan gambar di bawah ini
perhatikan gambar di bawah ini
zat atau benda padat mengalami pemuaian kesegala arah. Untuk
kasus zat padat yang ukuran lebar dan tingginya relatif kecil ddaripada ukuran
panjangnya, pemuaian hanya dianggap terjadi pada arah panajng. Pemuaian jenis
ini disebut pemuaian panajang. Biasanya pemuaian panjang terjadi pada kawat
logam.
Adapun untuk kasus zat padat yang ketebalannya relatif kecil
daripada diameternya, pemuaian dianggap terjadi pada luas benda tersebut.
Pemuaian disebut pemuaian luas. Biasanya pemuaian luas terjadi pada lempengan
atau plat. Luas merupakan besaran turunan dari besaran panjang. Hal ini berarti
pemuaian luas pada dasarnya adalah pemuaian panjang juga. Begitu pula untuk
dengan volume benda tertentu. Akan mengalami pemuaian volum yang pada dasarnya
merupakan pemuaian panjang.
Pemuaian pada zat padat ada 3:
1. Pemuaian panjang
Jika suatu benda padat dipanaskan,benda tersebut akan memuai
kesegala arah. Dengan kata lain ukuran panajng, luas dan volum benda bertambah.
Untuk benda padat yang panjang tetapi luas penampangnya kecil, misalnya jarum
rajut,kita dapat hanya memperhatikan pemuaian zat padat ke arah memanjangnya.
Untuk membandingkan muai panjang dari bebagai logam yang
berbeda jenis ketika dipanaskan kita dapat menggunakan alat Muschenbrock.
Misalnya, ketika tiga batang logam yang berbeda jenis (aluminium, tembaga dan
besi) dan sama panjang dipanaskan, maka walaupun ketiga batang yang panjangnya
sama ini mengalami kenaikan suhu yang sama, tetapi pertambahan panjang
ketiganya ini berbeda. Perbedaan pertambahan panjang ini disebabkan oleh
perbedaan koefisiea muai panjang
koefisien muai panjang adalah (a) suatu bahan adalah
perbandingan antara pertambahan panjang (Dl) terhadap panjang awal benda (lo)
per satuan kenaiakn suhu (DT). Secara sistematis ditulis :
2. Pemuaiana luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda
karena menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada.
Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali
dan tipis. Pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas
awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas
itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien
muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
3. Pemuaian volum
Pemuaian volum adalah pertambahan ukuran volume suatu benda
karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi pada benda yang mempunyai ukuran
panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah
kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi
karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien
muai panjang.
Referensi
Mundilarto, dkk.2007.Fisika 1 untuk SMP Kelas VII.Jakarta:Yudhistira
Kanginan, Marthen.2006.Fisika untuk SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga
http://alljabbar.wordpress.com/2008/03/30/pemuaian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar