TERMOMETER
Alat untuk
mengukur suhu adalah trmometer. Termometer memanfaatkan sifat termometrik zat
untuk mengukur suhu. Sifat termometrik zat adalah sifat fisis zat yang berubah
ketika dipanaskan, misalnya volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik
seutas kawat platina, tekanan gas pada volume tetap, dan warna pijar kawat
(filamen) lampu.
Ada beberapa jenis termometer,
tetapi pengoprasiannya selalu bergantung pada jumlah kandungan unsur yang
berubah dengan temperatur. Termometer yang paling umum bergantung pada pemuaian
bahan sesuai peningkatan temperatur.
Jenis-jenis Termometer yaitu :
a) Termometer berdasarkan isinya :
1) Termometer zat padat
Termometer zat padat menggunakan
prinsip perubahan hambatan logam konduktor terhadapap suhu sehingga sering juga
disebut sebagai termometer hambatan. Biasanya termometer ini
menggunakan kawat platina halus yang dililitkan pada mika dan dimasukkan dalam
tabung perak tipis tahan panasp.
2) Termometer zat cair
Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Zat cair yang
digunakan biasanya raksa atau alkohol. Keduanya dipilih karena masing-masing
mempunyai kelebihan yaitu:
1. Raksa
Kelebihan :
Ø Raksa membeku pada suhu -39°C dan mendidih pada suhu 357°C
sehingga termometer raksa paling tepat untuk mengukur suhu-suhu tinggi sampai
dengan 357°C
Ø Raksa mengkilap sehingga mudah untuk dilihat
Ø Raksa tampak jelas saat naik atau turun akibat memuai atau
menyusut karena mengalami pemanasan atau pendinginan.
Ø Tidak membasahi dinding
Ø Raksa merupakan penghantar panas yang baik
Ø Pemuainnya teratu
Kekurangan:
Ø Bila pecah dapat menimbulkan bahaya
Ø Harga mahal
2. Alkohol
Kelebihan :
Ø Alkohol membeku pada suhu –114,9°C dan mendidih pada suhu
78°C sehingga termometer alkohol paling sesuai untuk mengukur suhu-suhu rendah
sampai dengan –144,9°C
Ø Pemuaiannya 6 kali lebih besar daripada raksa sehingga
pengukuran mudah diamati
Ø bahaya yang ditimbulkan sangat kecil ketika terjadi kasus
kerusakan pada termometer
Ø harganya lebih murah
Kekurangan :
Ø membasahi dinding kaca
Ø pemuaiannya tidak teratur
Ø tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu tinggi
Ø tidak berwarna sehingga susah untuk dilihat
3) Termometer gas
Termomter gas menggunakan
prinsip pengaruh suhu terhadap tekanan. Bagan alat ini sama seperti nanometer.
Pipa U yang berisi raksa mula-mula permukaannya sama tinggi. Jika salah satu
ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas bertekanan, maka akan
terjadi selisih tinggi.
b) Termometer berdasarkan penggunaannya yaitu:
1) termometer klinis
Termometer ini khusus
digunakan untuk mendiaknosa penyakit dan bisanya diisi dengan raksa atau
alkhohol. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas wadahnya yang
berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah pengukuran tidak
berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien. Skala pada termometer
ini antara 35°C sampai 42°C.
2) termometer laboratorium
Termometer ini
menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan bertambah panas maka raksa
atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya bertambah. Agar termometer
sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan
agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat
setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.
3) termometer ruangan
Termometer ini
berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada dasarnya termometer ini
sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang berbeda. Skala
termometer ini antara -50°C sampai 50°C .
4) termometer digital
Karena
perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang prinsip
kerjanya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Termometer digital
menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan pemuaiannya
ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka
yang langsung bisa dibaca
Referensi
Kanginan, Marthen.2006.Fisika untuk SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga
Kanginan, Marthen.2006.Fisika untuk SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar